Pagi Telaga Waktu
Oleh J. Maheswara
Tak ku sangka kembali menuruni bukit kerinduan tanpa sebab
akibatpun hanyalah menjadi kehampaan sumur tua
atau
tulang mengertak pelan bersiap
memukuli nasib memikul pedih
pagi telaga waktu
airmu masih setenang surga
lumpurmu masih sehitam dunia
rumputmu masih sehijau zamrud tua
pagi deretan kata
terlempar tanpa arti begitu saja
entah kebijaksanaan telah hilang muka
kejujuran tak lagi ada
hanya penyair resah menanggung wajah gelisah
menghias setiap kata setiap pagi
mengutuk mimpi setiap hari
mungkin kini telah tiba pada akhir waktu dunia
pagi bersiap pergi
hilang dijemput Tuhan
suara jerit kehampaan yang terlena sajak kemarin
tak lagi berarti
sebab Dia murka
telaga waktu yang perlahan mengering
mengakhiri penderitaan
pagi telaga waktu
hanya jeritan penyesalan yang kini tersisa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar