Pada redupnya lentera
Yang menggantung didinding telanjang
Ditiup-tiup angin jalang
Duhai, kemesraan yang sungguh melelahkan
Mencairkan sembilu dalam abad membeku
Menggerus bara ketika dusta menyala
Aku yang buta dibuai pelangi murahan
Milik siluet malam
Hingga bias temaram dari lentera menitik
Mata-mata sinis mendekat
Rangkul lah! kataku,
Permainkan aku sesuka hati
Kupersilahkan hening menaungi
Meski hujan membasahi
Kerikil tajam yang menjadi sandaran tubuh ini
Kan kukagumi khayal itu sepenuh hati
Dirikulah, segala gelap dan sunyi
Dirikulah – oleh Nico Sandi Amor
Pekanbaru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar