Nnaa Tinna

Read more: http://ariefbudiyantoo.blogspot.com/2013/02/cara-membuat-tulisan-berjalan-mengikuti.html#ixzz3oJhc3xyZ

Rabu, 23 September 2015

Dia Jodohku

Cerpen Karangan:

Lolos moderasi pada: 22 September 2015

Sepuluh tahun yang lalu. Waktu itu aku masih SMP kelas 1.
Tett-tett-tett suara bel berbunyi tanda masuk kelas terdengar jelas di telingaku dil uar sekolah. Aku datang terlambat. Sosokku yang terlihat lugu, polos, ayu dan ramah aku diizinkan masuk ke dalam sekolah setelah menyampaikan alasan yang ku pungut di jalanan. Setiba di kelas aku ditertawakan teman-teman kelasku dan ada satu teriakan yang begitu jelas ku dengar dari temanku. Desta, itulah namanya. Sosok cowok yang lucu, nyebelin, mengecewakan, bikin tensi nak, jail dan pastinya dia rese banget bagiku.
Esoknya lagi aku mendengar teriakan yang sama, “tettottttuuttiiitattat” teriakan teman-temanku. Aku menghembuskan napas.. “Oh Tuhan aku kasihan sekali di kelas ini” batinku. Aku tersenyum dan menuju tempat dudukku.
Di pertengahan tahun kelas 1 SMP itu aku merasa ada hal aneh pada diriku. Setelah sekian hari sosok cowok yang jail itu mulai terlintas di pikiranku. Terlintas di benakku. “Apa gara-gara dia senyam-senyum waktu itu Tuhan?” pikiran ini mulai seperti jantung yang mengembang dan mengempis.
“daaarrr!!!” suara cowok jail itu mengagetkanku dan melihatku tersenyum lalu tertawa. Aku menghembuskan napas dan dia meninggalkanku. Dari pikiran anehku itu di hari-hari berikutnya dia tidak pernah luput dari pikiranku.
Suatu ketika aku diam-diam memperhatikannya. Aku duduk menikmati keadaan kelasku dan melihat dia bermain-main bersama teman-temannya di dalam kelas. Dia dan teman-temannya saling kejar. Tiba-tiba dia lari ke tempat dudukku dan aku tidak tahu, apakah itu sengaja atau tidak sengaja. Dia memegang tangan halalku.
“oh Tuhan ingin rasanya aku loncat-loncat menunjukkan kegembiraanku. Tuhan apakah ini yang dinamakan cinta pertama? Teman-temanku bilang kalau kita mulai memikirkan seseorang tandanya kita cinta, oh my god benarkah?” batinku.
“Astagfirullah tidak seharusnya aku bahagia, tidak seharusnya aku berpikiran seperti itu, dia bukan muhrimku, belum saatnya aku berpikiran ke arah itu, oh my god” lanjutku dan tersenyum.
Dan tak terasa masa-masa SMP-ku mulai terkikis. Tiga tahun bersama kita tidak pernah menjalin hubungan apa-apa. Dan kini waktunya jenjang SMA. Aku masuk di sebuah pesantren namanya MA MUALLIMAT NW PANCOR. Letaknya di kota selong Lombok timur NTB. Semenjak jenjang ini kami tidak pernah bertemu.
“Aku merindukan sosoknya Tuhan.” batinku.
Mungkin aku bermimpi atau apa tiba-tiba aku memulai kebiasaan buruk bersama si facebook. Iseng-iseng buka grup Alumni SMPN 1 Aikmel dia nongol. Tanpa berpikir panjang aku add dia. Lama berteman di facebook dia nggak pernah negur. “kangen saat-saat itu” kataku.
Hingga masa-masa di pesantren itu akan berakhir pun dia tidak pernah ada lagi di kehidupan nyata dan mayaku. Setelah di jenjang SMA aku masuk di perguruan tinggi STKIP HAMZANWADI SELONG. Aku memasuki tahap-tahap yang menentukan masa depanku. Aku berharap aku menemukan teman yang seperti dia tapi ternyata tidak ada yang sepert dia.
“oh my god aku merindukannya lagi, apakah dia juga Tuhan?” batinku dan menepuk kepalaku sejenak. Tanpa ku sadari setelah usai di perguruan tinggi aku melupakannya. Dan itulah terakhirku menyebut namanya.
Kini aku mulai menjalani kehidupanku yang mulai serba mandiri. Menjalani hidup yang tidak lagi merepotkan siapa-siapa.
“Indah sekali hidup ini Ya Rabb engkau maha adil dan tahu akan keadaan hambamu” selipku dalam doaku.
Setelah beberapa bulan menjalani profesi menjadi dosen di salah satu universitas di Bandung, iseng-iseng aku pergi ke suatu tempat untuk sekedar refreshing. Ketika aku akan membayar minuman. Tanpaku sadari seorang cowok mendekatiku.
“heii kamu, lama nggak ketemu, kamu Devi kan?” tanyanya. Aku tersenyum sambil mengingat.
“Iya aku Devi” jawabku. Spontanku melanjutkan perkataannku.
“kamu Desta kan?”
“iya aku Desta, tumben kita ketemu lagi” katanya tersenyum. Di kafe itu kami tukeran nomor dan berbincang banyak hal tentang kehidupan kami. Sikap kami seperti orang yang sudah sangat dekat. Tidak ada kecanggungan sedikit pun di antara kami.
Semenjak pertemuan itu, terkadang kami menyempatkan diri ke luar bareng untuk sharing tentang bisnis masing-masing. Perputaran waktu yang terasa cepat membuat kami semakin dekat. Kami tidak membuat hubungan yang spesial. Tapi kami saling memahami perkembangan karakter masing-masing. Dalam suatu acara terkadang kami saling meminta untuk ditemani. Setelah lama bersama. Tiba-tiba dia mengajakku ke luar untuk makan bersama. Aku pun menerima tawarannya. Di tempat makan itu dia melamarku.
“Ya allah.. mimpi apa aku semalam? Jika ini pilihan terbaik untukku maka dekatkanlah kami dengan segala halalmu ya Allah jika ini bukanlah pilihan yang terbaik, maka jauhkanlah kami agar terhindar dari harammu ya Allah” batinku.
Setelah berpikir aku menerima lamarannya.
“alhamdulillahirabbil alamin aku menjalani perintahmu ya Allah jauhkanlah kami kelak dari perceraian” doaku.
Selang waktuu kami pun menikah. Usai salat berjamaah untuk yang pertama kalinya, aku menyelipkan doa.
“Oh Tuhan walaupun dia nyebelin dulu tapi sekarang dia begitu tegas menjadi imamku. Memang benar, ternyata dia cinta pertamaku walaupun bukan pacar pertama tapi alhamdulilahirabbil alamin dia jodohku, jadikan kami pasangan yang selalu berdasarkan ajaranmu ya Allah jadikan kami pasangan yang sakinah mawaddah warohmah ya allahjadikan dia jodoh pertama dan terakhirku amiin.”
Cerpen Karangan: Isni
Facebook: Isnie
Nama lengkap saya Paizatul Isni. Saya dari lombok NTB. Dia jodohku ini merupakan cerpen pertamaku. Aku tertarik membaca cerpen ketika aku bosan mendengar salah satu temanku menceritakan aku isi cerpennya. Aku terinspirasi dari cerita-cerita teman-temanku. Cerita ini hanya fiktif belaka hehehe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar