Nnaa Tinna

Read more: http://ariefbudiyantoo.blogspot.com/2013/02/cara-membuat-tulisan-berjalan-mengikuti.html#ixzz3oJhc3xyZ

Rabu, 23 September 2015

Gladiola



Cerpen Karangan:
Lolos moderasi pada: 22 September 2015

Gina Luthfia Nisrina. Biasa dipanggil dengan Gina. Gina anak yang baik, saleha, rajin, pemaaf dan pemberani. Gina tinggal bersama kedua orangtua, dan adik Gina. Adik Gina bernama Muhammad Faiq Faiz. Nama panggilannya Faiz. Saat ini, Faiz duduk di bangku sekolah dasar Mentari Tersenyum kelas dua. Kalau Gina, sudah duduk di bangku kelas tujuh, Islamic Bumi Barat Junior High School. Di sekolah Gina, untuk kelas 7 terbagi menjadi tujuh kelas. 7A, 7B, 7C, 7D, 7E, 7F, dan 7G. Kelas Gina adalah kelas 7A. Teman-teman Gina sangat baik. Teman yang akrab dengannya, seperti Lifia, Dhaifah dan Ollyva.
Jam weker berdering seketika. Dilihatnya jam itu. Jam menunjukkan pukul 04.30. Gina bangun dan merapikan tempat tidur. Tempat tidurnya ditata rapi, seperti saat Ibu merapikan tempat tidur Gina. Jika sudah, Gina mengambil handuk di lemari, kemudian bergegas mandi. Tak lupa, ia mengambil air wudu, untuk melaksanakan salat subuh. Baru ia berganti pakaian dengan seragam sekolah. Rumah Gina bertingkat dua. Kamar Gina berada di atas. Sementara ruang makan dan dapur berada di bawah. Gina menuruni anak tangga. Gina juga membawa tas sekolah miliknya sekalian. Di meja makan sudah tersedia nasi, oncom tumis leunca dan teh hangat.
“Gina, Ibu membuatkan chicken burger, untuk bekalmu ke sekolah.” Kata Ibu sambil melangkah mendekat ke Gina. Gina duduk di kursi, dan mulai sarapan.
“Makasih Ibu. Bekal buatan Ibu kan memang lezat.” Kata Gina.
“Aku juga mau dong, bu.” Ujar Faiz tiba-tiba. Burger buatan Ibu memanglah berbeda. Resep tertentulah, yang dipakai oleh Ibu. Hal inilah yang membuat Gina ataupun Faiz menyukainya. Ibu tersenyum sambil menyiapkan bekal untuk Faiz. Ayah sudah selesai mandi. Ayah menuju ke ruang makan. Karena Gina, Ibu, dan Faiz berada di sana. Mereka sarapan bersama-sama di ruang makan.
Jam menunjukkan pukul 06.00. Ya, waktu berputar cepat sekali.
“Gina berangkat dulu, Ibu.” Gina berpamitan pada Ibu dengan menunjukkan senyum manisnya. Berangkat sekolah, Gina selalu diantar oleh Ayah bersama Faiz, dengan mengendarai mobil. Karena jarak sekolah dari rumah yang terdekat adalah sekolah Faiz, maka Faiz yang pertama diantar oleh Ayah. Setelah itu Ayah mengantar Gina, dan kemudian menuju ke kantor tempat Ayah bekerja. Sekolah dimulai pukul 06.45. Teman-teman Gina, sudah biasa menunggunya di dekat pintu gerbang depan sekolah.
“Gina!” Sapa Lifia, Dhaifah dan Ollyva.
“Oh.. hehe. Hai!” Gina sedikit terkejut. Gina, Lifia, Dhaifah dan Ollyva berjalan menuju ke kelas.
Dari gerbang depan hingga kelas 7A, jaraknya lumayan jauh dan cukup melelahkan. Sekolah Gina ini sangat luas. Dipenuhi pepohonan dan bunga-bunga yang mempercantik taman. Di dekat taman, ada sebuah kolam. Kolam itu dipenuhi berbagai macam ikan hias.
“Bawa bekal apa hari ini?” Tanya Lifia mengisi suasana, daripada semuanya diam. Awalnya Gina tersenyum.
“Aku membawa Chiken Burger buatan Ibuku.” Jawab Gina. Gina tersenyum pada ketiga temannya. Tentunya Lifia, Dhaifah, dan Ollyva membalas dengan senyum.
“Assalamualaikum.” Ucap Gina saat memasuki ruang kelas 7A. Teman-teman yang berada di dalam kelas menjawab salam Gina. Gina meletakkan tas di bangkunya.
“Mau ke taman kolam?” Ajak Lifia pada Gina, Dhaifah, dan Ollyva. Tanpa basa-basi, mereka menuju ke taman kolam.
“Look!” ujar Ollyva sambil menunjuk ke arah kolam.
“Ada apa Ollyva?” Tanya Lifia tak mengerti.
“Ada ikan kecil, tapi ekor ikan tersebut bagus sekali. Bisa mekar.” Jawab Ollyva.
“Oh..” Ucap Gina, Lifia, dan Dhaifah.
“Iya tuh, wow.” Gina menunjuk ke arah pinggir kolam dengan kagum.
“Hari ini ada pelajaran seni musik loh.” Kata Dhaifah.
“Kamu nanti menyanyi ya, Ifa!” Seru Gina.
“Suaramu kan bagus.”
“Ah tidak, suaramu juga bagus. Begitu pula Ollyva dan Lifia.” Kata Dhaifah rendah hati.
“Nanti kalau menyanyi, kita tunjuk Dhaifah ya.” Ujar Gina.
“Oke!” Ucap Lifia dan Ollyva serempak.
“Tidak usah. Jangan!” Dhaifah menggelengkan kepala.
Bel tanda masuk berbunyi begitu saja. Anak-anak masuk ke dalam kelas untuk berdoa, dan mengaji bersama-sama sambil menunggu Bapak Ibu guru datang. Bismillahirrahmanirrahim. Pelajaran pertama yaitu Matematika. Setelah Ny. Evline datang, pelajaran Matematika siap dimulai. Karena hari ini hari Sabtu, jam pelajaran hanya jam ke satu, dua, tiga dan empat. Dua jam pelajaran untuk Matematika, satu jam pelajaran untuk seni musik dan satunya untuk pelajaran Sejarah.
Dua jam telah berlalu. Tiba saatnya untuk istirahat. Tet! Tet! Tet! Murid-murid kelas 7 berlarian ke luar kelas. Semuanya pergi jajan ke kantin. Lain halnya dengan Gina, Lifia, Dhaifah dan Ollyva. Keempat anak ini lebih senang membeli jajanan di KOPSIS. Jajanan di KOPSIS lebih menyehatkan. Mereka pasti membeli Nasi dibungkus ditambah Ikan Bandeng, dengan pedasnya sambal. Mereka juga membeli donat, yang di dalamnya berisi cokelat dan tak lupa membeli minuman. Kalau sudah membeli semua itu, mereka akan membawanya ke taman yang ada kursi dan meja, untuk dimakan di sana.
“Aku sudah tidak sabar untuk pelajaran seni musik.” Kata Gina sambil membuka nasi bungkus yang akan ia makan saat itu.
“Benar sekali, aku juga.” Sahut Dhaifah, dan Ollyva.
“Sedangkan kamu?” Tanya Gina pada Lifia.
“Aku?” Cetus Lifia kaget.
“Oh.. tentu saja, aku juga tidak sabar.” Jawab Lifia. Ia tertawa kecil.
“Benarkah?” Tanya Gina meyakinkan. Lifia malah cuek pada Gina.
“Hei! Ditanya itu loh!” Kata Ollyva pada Lifia.
“Benar!!” Jawab Lifia dengan terpaksa.
“Sudalah. Aku mau makan.” Kata Lifia. Selesai makan, mereka kembali ke kelas.
“Ada apa, Lifia? Sepertinya kamu marah denganku.” Tanya Gina.
“Tidak.” Jawab Lifia, namun ia tak memandang Gina.
“Ayolah!” Gina memaksa Lifia untuk mengatakan yang sebenarnya.
“Ya lah.. aku bicara. Tadi kamu menginjak sepatuku. Dan sepertinya kamu tidak tahu.” Jawab Lifia dengan sejujurnya.
“Aku minta maaf ya? Aku tadi memang merasa menginjak sesuatu. Tapi aku tidak tahu kalau itu sepatumu.” Ucap Gina merasa bersalah. Yang membuat Gina senang, Lifia mau memaafkan.
“Ya, baiklah. Tidak apa-apa.” Kata Lifia.
“Ayo cepat masuk ke dalam kelas, dan segera ke Ruang Seni Musik setelah bel berbunyi!” Seru Lifia.
Bel berbunyi. Semua murid kelas 7A, berlari ke Ruang Seni Musik. Mata pelajaran Matematika dan Seni Musik merupakan pelajaran yang disukai murid-murid kelas 7A.
“Ya, hari ini Bapak akan memberi kalian tugas.” Kata Pak Ramly, Guru Seni Musik.
“Hah?” Kata murid-murid terbelalak.
“Tugas kelompok.” Ujar Pak Ramly.
“Tugasnya membuat karya. Seperti menari, dance, band, Drama juga boleh.” Tambah Pak Ramly sambil berdiri menghadap ke murid-murid 7A.
“Wah… yeee!!!” Sorak murid-murid gembira.
“Berapa jumlah semua murid kelas 7A?” Tanya Pak Ramly.
“Tiga puluh dua.” Jawab murid-murid bersamaan.
“Masing-masing anak, membuat kelompok. Untuk satu kelompok, anggotanya berjumlah empat orang.” Kata Pak Ramly menjelaskan. Murid-murid mulai mencari teman untuk diajak berkelompok.
“Kamu berkelompok denganku saja!” Kata Gina kepada Lifia Dhaifah, dan Ollyva.
“Boleh?” Tanya mereka bertiga.
“Tentu.” Jawab Gina singkat.
“Sobek kertas, dan tulis anggota kelompok kalian di kertas tersebut.” Kata Pak Ramly pada murid-murid.
“Emm.. kita mau buat apa?” Tanya Dhaifah pada teman-temannya.
“Dance aja.” Usul Lifia.
“Ah pasti anak perempuan yang lain pada nge-Dance!!” Ujar Ollyva.
“Betul itu.” Ucap Gina.
“Menyanyi saja. Nanti kita bisa Kwarted.” Usul Gina.
“Aku setuju!” Ucap Lifia, Dhaifah, dan Ollyva serempak.
“Baiklah, hari Senin, Kamis, dan Jumat latihan di rumahku, bagaimana?” Ujar Gina.
“Ya, aku mau.” Ucap Lifia. Dhaifah, dan Ollyva mengikuti.
Murid-murid mulai mengumpulkan kertas kepada Pak Ramly. Kelompok pertama adalah kelompok The Islamic Best Boy atau laki-laki terbaik Islam. Anggotanya Akhdan, Fadil, Lutfan, dan Multazam. Kelompok kedua adalah kelompok El mas fuerte. Dalam Bahasa Spanish, artinya terkuat. Anggotanya Kiki, Iqbal, Putra, dan Hanif. Kelompok ketiga adalah kelompok Garuda. Anggotanya Arfa’i, Taufiq, Aldo dan Dannis. Kelompok keempat adalah kelompok Pink Lovers. Anggotanya Atikah, Najma, Annisa, dan Khalia. Kelompok ini sangat pandai menari dan lemah gemulai.
Namun, Khalia tak begitu pandai menari. Kelompok kelima adalah kelompok Fathiyya. Anggotanya Fara, Thia, Yumna, dan Yasmine. Nama Fathiyya diambil dari nama anggota-anggota kelompok ini. Fara, Thia, Yumna dan Yasmine sudah bersahabat sejak awal masuk SMP. Kelompok keenam adalah kelompok Pelangi. Anggotanya Sinta, Fia, Afa dan Nina. Kelompok ketujuh adalah kelompok Gladiola. Siapa Gladiola itu? Mereka ini adalah Gina, Lifia, Dhaifah dan Ollyva. Sama seperti nama kelompok milik Fathiyya. Nama Gladiola ini diambil dari nama Gina, LifiA, DhaIfah dan OLlyvA. Mereka berbakat menyanyi. Suara mereka semua sangatlah bagus. Kelompok kedelapan adalah kelompok Auntum. Anggotanya Namirra, Auna, Rizna dan Rika.
Saat latihan di rumah Gina, sepertinya seru sekali. Mereka berlatih dengan kompak. Lagu yang akan mereka nyanyikan, adalah lagu Witney Housten yang berjudul I wiss always love you. Mereka akan bernyanyi Kwarted atau, empat orang. Gladiola bukan lagi teman. Melainkan sudah menjadi sahabat. Sahabat yang baik, dan berjanji akan menjaga erat persahabatan ini. Gladiola selalu ada untuk semuanya. Di saat senang, sedih, mereka mengalami itu bersama-sama, dengan hati yang tegar. Saat pergi ke KOPSIS, ke halaman sekolah, ke taman sekolah, mereka selalu bersama.
Tibalah hari Sabtu, penampilan karya yang dibuat oleh murid-murid 7A.
“Sebelum kita tampil, mari kita berdoa terlebih terdahulu.” Kata Gina. Lifia, Dhaifah dan Ollyva sepakat.
“Berdoa, mulai…” Gina memimpin doa. Setelah berdoa selesai, mereka bersorak.
“Bismillah! Semangat, GLADIOLA!!” Kelompok yang akan tampil, diacak oleh Pak Ramly.
Gladiola mendapat giliran kedua. Tentu rasanya sudah Dag-Dig-Dug. Tapi mereka harus tetap semangat, harus memberikan yang terbaik. Giliran Gladiola untuk tampil pun tiba. Gladiola sangat mersa percaya diri dan berani. Penampilan ini berjalan lancar tanpa terasa. Pak Ramly membacakan nilai yang diperoleh masing-masing kelompok.
“Baiklah anak-anak, saya akan memberitahu nilai yang telah kalian dapat.” Kata Pak Ramly. Seluruh murid kelas 7A menjadi penasaran.
“Kelompok The Islamic Best Boy mendapat nilai 95. Drama islamic yang ditunjukkan bagus sekali. Selain itu, mereka juga kompak.” Ucap Pak Ramly bangga. Murid-murid bertepuk tangan riah. The Islamic Best Boy senang sekali.
“Kelompok El mas fuerte, band mereka juga bagus. Nilai mereka 92. Kelompok Garuda memperoleh nilai 90. Jadi yang terbaik untuk kelompok anak laki-laki, adalah kelompok The Islamic Best Boy.” Ujar Pak Ramly. Murid-murid bertepuk tangan, dan memandang ke arah The Islamic Best Boy.
“Kelompok Pink Lovers mendapat nilai 95, saya suka teknik menarinya. Namun, mereka masih kurang kompak. Kelompok Fathiyya, dance-nya juga bagus. Nilainya 93. Kelompok Pelangi memperoleh nilai 90.” Anak perempuan bertepuk tangan gembira.
Akan tetapi… “Dan ini yang paling saya suka. Mereka menyanyi. Bukan duet, bukan trio, namun kwarted. Kelompok ini adalah Gladiola!” Seru Pak Ramly. Gladiola yang mendengarnya, tersenyum bangga. Murid-murid bertepuk tangan lebih meriah.
“Nilai untuk Gladiola 97!” Ujar Pak Ramly. “Suara mereka unik, indah, dan mereka kompak sekali.” Kata Pak Ramly.
“Alhamdulillah.” Ucap Gladiola bersama-sama.
“Yang terakhir, kelompok Auntum. Kelompok ini memperoleh nilai 94. Jadi yang tertinggi di kelas ini, nilai dari kelompok Gladiola.” Ujar Pak Ramly. Anak perempuan yang lain memberi selamat pada Gladiola.
Hari Minggu, Gladiola merayakan ini semua sebagai rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Mereka merayakan dengan makan-makan bersama di sebuah warung makan ayam penyet yang masakannya sungguh luar biasa enak.
“Gladiola is the best.” Teriak Gina, Lifia, Dhaifah dan Ollyva dengan penuh kebanggaan.
Cerpen Karangan: Aprilia Tri Haryanti
Facebook: Aprilia Tri Haryanti
Nama: Aprilia Tri Haryanti
TTL: Boyolali, 21 April 2001
Sekolah: SMP N 4 Boyolali
Alamat Rumah: Pondok Gandul Rt 08/02 Pusporenggo, Musuk, Boyolali
Hobby: Membaca, Menulis, Memotret
Cita-cita: Penulis Sukses dan Guru
Pekerjaan: Pelajar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar